Memuat…
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. Foto/MPI/Raka Dwi N
JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) tidak menyangkal hal itu harga beras domestik yang tidak normal. Hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand.
Kepala Babana Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga beras saat ini di luar perkiraan pemerintah atau pihak terkait. “Hari ini tidak normal (harga beras) karena GKP (Gabah Kering Panen) Rp 6.000, harga beras sedang, premium juga luar biasa,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan KPK. IV DPR RI, Selasa (31/1/2023).
Akibat harga beras yang tidak normal itu, Arief mengaku untuk sementara menunda penerbitan aturan baru terkait harga beras. Badanas sendiri telah melakukan pembahasan intensif terkait aturan ini. Namun, otoritas masih menunggu harga beras kembali normal.
Baca juga: Jokowi Minta Harga Beras Stabil, Bulog Segera Lepas Stok 300.000 Ton
“Beras kita pegang dulu, padahal sudah kita hitung karena harga hari ini di luar perkiraan kita, kita tunggu. Tapi kita sudah kalkulasi, diskusi, antar kementerian, lembaga, pengusaha, tapi kita jalani. Kita masih menunggu sampai situasinya benar – sangat normal,” katanya.
Pengakuan Arief mengejutkan Ketua Komisi VI DPR Sudin. Ia kemudian mempertanyakan surplus beras yang diklaim Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu. “Apakah ini berarti mereka yang memiliki surplus itu berbohong? Saya tanya yang pertama, apa yang mereka katakan surplus itu bohong, bukan?” dia berkata.
Baca juga: 4 Tahun Indonesia Surplus Beras, Mentan: Akhirnya Tak Paham Alasan Impor
Menjawab pertanyaan tersebut, Arief mengatakan bahwa sejak 6 bulan terakhir sebenarnya Indonesia mengalami defisit beras. “6 bulan terakhir ini terjadi defisit Pak Ketua,” jawabnya.
(eng)