Memuat…
Sikorsky, yang dimiliki oleh Lockheed Martin, bekerja sama dengan Boeing telah menawarkan helikopter koaksial kompleks Defiant X (SB-1 Defiant) dalam program FLRAA untuk Angkatan Darat AS. Foto/Wikipedia/Sikorsky/Bell
WASHINGTON – Seleksi pesawat terbang Bell V-280 Valor sebagai penggantinya helikopter UH-60 Black Hawk di ekor panjang Angkatan Darat Amerika Serikat. Sikorsky, yang berpartisipasi dalam program Future Long Range Attack Aircraft (FLRAA), memprotes karena helikopter Defiant X-nya diabaikan.
Sikorsky, yang dimiliki oleh Lockheed Martin, bekerja sama dengan Boeing telah menawarkan helikopter koaksial kompleks Defiant X (SB-1 Defiant) dalam program FLRAA untuk Angkatan Darat AS. Namun, Angkatan Darat AS menguasai pesawat tiltrotor canggih Bell, V-280 valor awal bulan ini.
Keputusan tersebut mendorong Sikorsky untuk mengajukan keberatan pada 28 Desember 2022, sehingga secara otomatis menghentikan sementara pengerjaan program FLRAA. Pengajuan protes ini akan menghentikan pengerjaan pesawat V-280 Valor hingga 100 hari, meski tidak menjamin adanya perubahan dalam keputusan yang ditetapkan.
Baca juga; Bell V-280 Valor Gantikan Helikopter Black Hawk, US Army Puji Kecanggihannya
“Berdasarkan tinjauan komprehensif atas informasi dan umpan balik yang diberikan oleh Angkatan Darat, Lockheed Martin Sikorsky atas nama Tim DEFIANT menentang keputusan FLRAA,” kata Presiden Sikorsky Paul Lemmo dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Kamis (29/10). ). /12/2022).
Lemmo dalam sebuah pernyataan mengatakan helikopter Defiant X (SB-1 Defiant) adalah pesawat transformasional yang dibutuhkan Angkatan Darat untuk menyelesaikan misi kompleks saat ini dan di masa depan. “Misi FLRAA penting bagi Angkatan Darat dan bangsa kita untuk memiliki solusi risiko yang paling mampu, terjangkau, dan paling rendah,” katanya.
Dalam program FLRAA atau pengadaan Future Long Range Attack Aircraft, Sikorsky bekerjasama dengan Boeing menawarkan konsep helikopter compound dengan rigid coaxial rotor. Helikopter yang diberi nama SB-1 Defiant itu menggunakan dua mesin turboshaft Honeywell T55, dan terbang perdana pada 21 Maret 2019.
Baca juga; Defiant Helicopter Calon Pengganti Black Hawk Menyelesaikan Uji Terbang Terpanjang
Rotor koaksial adalah dua rotor utama yang dipasang pada satu kutub, berbagi sumbu rotasi yang sama tetapi berputar berlawanan arah, satu di atas yang lain. Model rotor ini menghasilkan lebih banyak tenaga dan kecepatan helikopter yang lebih cepat.
Sedangkan Bell menghadirkan konsep berbeda, berupa pesawat tiltrotor bernama V-280 Valor. Tiltrotor berarti pesawat yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal, dengan rotor yang dipasang di atau dekat ujung sayap yang dapat diubah secara fleksibel dari vertikal ke horizontal.
Sikorsky keberatan karena menilai helikopter SB-1 Defiant telah memenuhi berbagai syarat, seperti mampu berbelok dengan sudut lebih dari 60 derajat. Membawa kargo misi dengan mengangkat 5.300 pon muatan eksternal.
Baca juga; Helikopter Tercepat dan Terkuat, Menantang Mampu Melaju 450 Km/Jam Membawa Beban 2,4 Ton
Helikopter SB-1 Deviant mampu bermanuver pada kecepatan rendah Level 1 dengan kontrol fly-by-wire. “Kami mencapai kecepatan hampir 250 knot (463 km/jam) padahal kebutuhannya hanya 230 knot (426 km/jam),” ujar Lemmo.
(jaring)