liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Gapki Ungkap 3 Tantangan Industri Sawit Tahun Ini, Terberat Soal Kebijakan

Gapki Ungkap 3 Tantangan Industri Sawit Tahun Ini, Terberat Soal Kebijakan

Memuat…

Gapki mengatakan, ada tiga tantangan utama yang akan dihadapi pelaku industri sawit tahun ini. Foto/SINDOnews/Yorri Farli

JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan ada tiga tantangan utama yang akan dihadapi pelaku industri sawit minyak kelapa sawit tahun ini.

Kepala Divisi Komunikasi Gapki, Tofan Mahdi mengatakan, tantangan tersebut berasal dari faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi harga minyak sawit mentah (CPO).

Tantangan pertama adalah relasional. Menurut Tofan, pelaku usaha di sektor apapun termasuk kelapa sawit membutuhkan kepastian hukum dan stabilitas keamanan untuk menciptakan kenyamanan dalam berusaha.

“Kemudahan berusaha adalah salah satu faktornya, tentu kita tidak mengharapkan kebijakan yang misalnya berubah, kebijakan yang tidak paralel antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Hal ini menyulitkan kita sebagai pelaku usaha. Menurut saya, tantangan kebijakan ini merupakan tantangan terbesar dan terberat,” ujarnya dalam siaran Survei Pasar di IDX Channel, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Indonesia Didorong Miliki Harga Acuan MSM Sendiri, Mendag: Jangan Ikut Malaysia

Tantangan selanjutnya adalah tantangan eksternal, terutama terkait dengan tuntutan keberlanjutan atau tuntutan pemenuhan standar keberlanjutan.

“Ketika kita berhadapan dengan pasar yang sudah maju seperti Uni Eropa, kampanye negatif terhadap minyak sawit ini masih belum berakhir hingga saat ini, jadi masih ada. Selama minyak sawit masih menjadi nomor satu di pasar minyak nabati global, maka masih belum selesai, selama kampanye negatifitas itu ada,” ujarnya.

Baca juga: Sawit Indonesia Dilarang Masuk Eropa, Gapki: Masih Banyak Pasar Lain

Tantangan ketiga berkaitan dengan harga. Dalam bisnis komoditas, kata Tofan, harga tidak bisa dikendalikan dan kebijakan tidak bisa diintervensi. “Karena namanya bisnis komoditas selalu fluktuatif. Makanya kita kembalikan ke mekanisme pasar,” pungkasnya.

(eng)