Memuat…
Sebuah tim ilmuwan dari MIT, Caltech, Harvard dan Google, dilaporkan berhasil membuat lubang cacing holografik menggunakan komputer kuantum Sycamore milik Google. Ilustrasi/Ist
TAMAN MENLO – Tim ilmuwan dari MIT, Caltech, Harvard, dan Google dilaporkan berhasil membuat lubang cacing holografik menggunakan komputer Quantum Sycamore Google. Penemuan yang dipublikasikan Rabu (30/11/2022) di jurnal Nature menyebutkan bahwa lubang cacing holografik ini memungkinkan informasi untuk melewatinya.
Para ilmuwan telah menciptakan “lubang cacing holografik” di dalam komputer kuantum untuk pertama kalinya. Eksperimen percontohan memungkinkan para peneliti untuk mempelajari secara teoritis bagaimana lubang cacing dan fisika kuantum berinteraksi untuk memecahkan beberapa bagian sains yang paling sulit dan membingungkan.
Lubang cacing adalah sebuah teori, para peneliti belum menemukan kerusakan nyata dalam ruang dan waktu. Tapi penciptaan percobaan di komputer kuantum, dengan melihat pesan yang dikirim antara dua lubang hitam dalam sebuah simulasi.
Baca juga; Astronom Menemukan Hantu Kosmik Menari di Lubang Hitam Supermasif
Lubang cacing adalah jembatan melintasi ruang-waktu, menghubungkan dua bagian kosmos yang jauh. Lubang cacing belum pernah terlihat, tetapi para ilmuwan telah berspekulasi selama bertahun-tahun tentang keberadaannya dan cara kerjanya.
Nah, baru-baru ini, para ilmuwan menyebutkan bahwa mereka mungkin terkait dengan fisika kuantum. Fenomena luar biasa di mana dua partikel dapat terhubung satu sama lain pada jarak yang sangat jauh dikenal sebagai keterikatan kuantum.
Profesor fisika Maria Spiropulu di Caltech mengatakan dalam siaran pers bahwa penelitian ini merupakan langkah penting bagi para ilmuwan dalam menggunakan komputer kuantum untuk lebih memahami aspek ilmu lubang cacing yang disebut gravitasi kuantum. Deskripsi gravitasi seperti itu dapat membantu para ilmuwan mendamaikan dunia mekanika kuantum dan fisika klasik.
Pendekatan komputasi ini menawarkan wawasan yang melengkapi pengamatan dari, misalnya, proyek Intermittent Gravitational Wave Observatory (LIGO) MIT dan CalTech. Proyek ini bertujuan untuk mendeteksi dan menyelidiki gelombang gravitasi di alam semesta.
Baca juga; Teleskop Luar Angkasa Hubble Merekam Kosmik Mengkanibalisasi Bintang Mati, Bukti Proses Pembentukan Planet
“Itu tidak menggantikan penyelidikan langsung gravitasi kuantum seperti program LIGO atau eksperimen lain yang menggunakan penginderaan kuantum. Namun, ia menawarkan tempat pengujian yang kuat untuk melatih gagasan teori string dan gravitasi kuantum,” kata Spiropulu seperti dikutip dari laman perwakilan, Kamis (12/1/2022).