memuat…
Mobil listrik dianggap baru dan mungkin menarik bagi sejumlah kecil konsumen. Foto: Wuling dok
JAKARTA – Meski mengalami peningkatan penjualan, minat terhadap mobil listrik di Indonesia dinilai masih belum sesuai harapan. Padahal, langkah pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempercepat peredaran kendaraan listrik.
Salah satunya program insentif diskon PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 persen untuk mobil listrik. Meski sudah diberi berbagai keuntungan untuk membeli mobil listrik, penjualannya sejauh ini belum memuaskan.
General Manager Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan ada beberapa penyebab lesunya penjualan mobil listrik di Indonesia. Nah, berikut beberapa di antaranya:
1. Orang masih skeptis
Nangoi merasa sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum maksimal sehingga masih menimbulkan keraguan di masyarakat. Untuk itu, pada Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2023, sosialisasi kendaraan listrik akan semakin digalakkan.
“Mobil listrik ini baru. Bersubsidi, belum tentu dijual di Indonesia. Situasi yang berbeda. Sebenarnya menurut saya langkahnya sudah benar,” ujar Nangoi saat ditemui di Jakarta Pusat belum lama ini.
“Kita juga perlu memberdayakan masyarakat dengan informasi, salah satunya melalui pameran GIIAS ini. Kami terus mengedukasi pro dan kontra (menggunakan mobil listrik). Kemudian infrastrukturnya juga harus dibersihkan,” kata Nangoi.
2. Harga jual kembali
Alasan terbesar lainnya orang masih enggan membeli mobil listrik adalah harga jual kembali kendaraan tersebut. Hal ini wajar, karena konsumen Indonesia memang membeli mobil untuk dijual kembali.
“Berbagai pihak harus bekerja sama untuk membangun kepercayaan terhadap kendaraan ramah lingkungan ini,” ujarnya.
“Orang Indonesia kalau beli mobil terus nanya ‘harga jual mobil bekas berapa?’ Kami tidak tahu berapa harga bekas (mobil listrik), (konsumen) skeptis,” tambah Nangoi.
“Jadi kalaupun (pajak) dikurangi 10 persen, kalau saya (konsumen) menjual (kembali) 50 persen lebih sedikit, nanti ya. Nah, ini yang harus kita yakinkan (pengguna) pelan-pelan,” imbuhnya.
Berdasarkan data borongan yang dirilis Gaikindo, penjualan mobil listrik tampak meningkat pada April 2023 setelah insentif diumumkan. Namun, jumlahnya masih belum besar dan masih perlu digenjot lagi.
“Sudah mulai (mempengaruhi kebijakan mobil listrik). Kalau kita lihat Januari, Februari, Maret (pada dasarnya) belum keluar. Setelah terputus, mulai lagi. Tapi diharapkan lebih tinggi dari tahun lalu, tidak tercapai,” kata Nangoi.
(Dan)