memuat…
Dari sekitar 43.000 spesies laba-laba yang ada di Bumi, hampir semuanya berbisa, namun hanya sedikit yang mematikan. Foto/AZ Hewan/Shutterstock
MELBOURNE – Dari sekitar 43.000 spesies laba-laba Hampir semua yang ada di Bumi beracun, tetapi hanya sedikit yang mematikan. Hanya ada 25 spesies laba-laba yang diketahui telah membunuh atau menyebabkan kerusakan serius pada manusia.
ada beberapa laba-laba paling mematikan yang sering disebut-sebut sebagai penyebab kematian atau luka serius pada manusia. Ini termasuk laba-laba jaring corong (Atrax), laba-laba janda merah dan hitam (Latrodectus), pisang dan laba-laba keliling (Phoneutria), dan laba-laba pertapa (Loxosceles).
Namun, American Association of Poison Control Centers (AAPCC) mengatakan bahwa laba-laba yang mematikan tidak terlalu berbahaya bagi manusia. Terlepas dari racunnya yang kuat dan taring tajam yang menembus kulit, AAPCC hanya mencatat satu kematian akibat gigitan laba-laba di AS pada tahun 2021.
Faktanya, Australia, yang dikenal sebagai rumah bagi beberapa laba-laba paling berbisa di dunia, belum pernah melaporkan satu pun kematian akibat gigitan laba-laba sejak 1980-an. “Sangat jarang bertemu laba-laba yang mematikan,” kata Rick Vetter, peneliti dari Departemen Entomologi University of California, Riverside, dikutip SINDOnews, Rabu (17/5/2023).
Laba-laba jaring corong menempati urutan teratas sebagai laba-laba paling mematikan karena racunnya yang kuat. Berasal dari Australia, laba-laba ini memiliki racun yang sangat kuat sehingga gigitannya dapat membunuh dalam hitungan menit.
“Yang paling mematikan mungkin adalah laba-laba jaring corong dan kerabatnya. Laba-laba jaring corong Sydney (Atrax robustus) dapat membunuh anak kecil dalam waktu sekitar 5 menit dan anak berusia 5 tahun dalam waktu sekitar 2 jam,” kata Vetter kepada Live Science.
Meski belum ada yang meninggal akibat gigitan laba-laba ini sejak munculnya antivenom (anti racun) pada tahun 1980-an, namun tidak boleh dianggap enteng karena akan meninggalkan bekas luka. Museum Australia mengklaim sekitar 2.000 orang digigit laba-laba merah setiap tahun, dan telah memberikan antivenom kepada 100 pasien sejak 1980.
Laporan tahunan AAPCC melacak sekitar 3.500 gigitan laba-laba di AS pada tahun 2021, dengan sekitar 40 konsekuensi klinis. Seringkali, cedera terkait laba-laba, gigitan yang menyakitkan dapat menyebabkan sakit tubuh dan demam, ini bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk sembuh. Tapi gigitan laba-laba jarang berakibat fatal.
(jaring)