memuat…
Kepala Badan Kewenangan, Bambang Susantono, mengaku pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) dengan Hyundai untuk menggarap taksi terbang di IKN Nusantara. Foto/Dok
JAKARTA – Sebuah perusahaan otomotif dari Korea Selatan, Hyundai menyatakan minat untuk bekerja taksi terbang di dalam IKN Nusantara . Bahkan Kepala Otoritas Ibu Kota Indonesia (IKN) Bambang Susantono mengaku telah menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) dengan Hyundai.
Bambang menjelaskan, pembangunan IKN sendiri akan menjadi model pengembangan kota-kota di Indonesia, khususnya dalam membangun kota-kota masa depan. Kehadiran taksi terbang menjadi salah satu sarana transportasi masa depan yang siap melayani warga IKN.
“Karena kita sedang membangun modal ini sampai 2045 dan kita sedang membangun kota masa depan yang futuristik. Misalnya, saya menandatangani MOU dengan Hyundai Corporation untuk membuat Taksi Langit atau mobil terbang,” kata Bambang dalam PP No. 12 Tahun 2023 Acara sosialisasi fasilitas usaha, Selasa (23/5/2023).
Lebih detail Bambang menjelaskan, moda transportasi taksi terbang akan dikembangkan dengan spesifikasi moda transportasi dengan 4 penumpang dan 1 pilot yang siap mendukung pergerakan orang.
“Saya lebih suka menyebutnya sky taxi, jadi ya, drone besar yang bisa membawa 4 penumpang dan seorang pilot, mungkin kami akan mencoba menyetujui konsep di sana,” lanjutnya.
Moda transportasi modern yang juga direncanakan pemerintah adalah pengadaan bus listrik tanpa pengemudi. Moda transportasi ini untuk mendukung ambisi pembangunan perkotaan sebagai penghasil emisi rendah karbon, melalui penggunaan kendaraan listrik.
“Kami juga terbuka untuk meningkatkan konsep kendaraan tanpa pengemudi serta teknologi terkini, karena pada dasarnya nusantara adalah kota yang cerdas, inklusif, hijau, dan berkelanjutan,” ujar Bambang.
Pada kesempatan tersebut, Bambang juga sekaligus memberikan update perkembangan IKN. Hingga saat ini setidaknya ada 200 lebih LOI yang telah dikantongi oleh Otorita. Komposisinya dinilai berimbang, baik investor dalam negeri maupun asing.
“Total ada lebih dari 220 letter of intent, keinginan calon investor dalam dan luar negeri. Kemudian untuk mewujudkan investasi itu butuh waktu,” pungkasnya.
(hektar)