memuat…
Asosiasi Telekomunikasi (Mastel) menilai perkembangan dan pemerataan digitalisasi harus terus berlanjut, terutama di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).
JAKARTA – Asosiasi Telekomunikasi (Mastel) menilai pengembangan dan pemerataan digitalisasi harus terus berlanjut, terutama di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Pembangunan dan perluasan infrastruktur di kawasan 3T perlu terus dilakukan karena Jaringan internet di daerah ini masih terbatas.
Ketua Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, pembangunan infrastruktur digital merupakan proyek prioritas yang harus dilanjutkan karena keberadaan internet membawa manfaat besar bagi masyarakat. Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan pemerataan koneksi internet di seluruh Indonesia. “Dari 273 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 200 juta yang melek internet,” kata Sarwoto dalam keterangan tertulis, Rabu (15/2/2023).
Selain pembangunan dan perluasan infrastruktur digital, menurutnya, aspek sumber daya manusia (SDM) di bidang 3T juga perlu disiapkan. Dengan demikian, mereka dapat merasakan manfaat dari kehadiran internet di wilayah tersebut, baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan manfaat digital lainnya.
(Baca juga: Mastel Ingatkan Pemerintah Terus Tingkatkan Literasi Digital)
Untuk daerah non-3T, menurut Sarwoto infrastruktur internet sudah cukup baik, terutama di Jakarta. Namun, untuk daerah non-3T lainnya masih perlu dilakukan perbaikan secara bertahap.
“Jangan hanya melihat Jakarta dibandingkan dengan Singapura, misalnya hampir sama. Namun, di Indonesia terdapat kantong-kantong yang industrinya berkembang sangat pesat, seperti di ibu kota provinsi, pelabuhan dan lain-lain. Itu sangat membutuhkan infrastruktur digital yang canggih,” kata Sarwoto.
Karenanya, ia kembali mengingatkan bahwa berbagai tantangan dari distribusi digitalisasi jangan sampai menghambat pembangunan infrastruktur digital. “Jangan lupa memperhatikan potensi daerah yang ada. Jangan asal pesan 3G, 4G, hingga 5G. Kalau daerah itu punya potensi, misalnya ada pertambangan atau potensi lainnya, segera bangun infrastruktur 5G,” kata Sarwoto.
(Baca juga: Hary Tanoesoedibjo Soroti Rendahnya Kualitas Jaringan Internet di Pelosok)
Melihat betapa pentingnya keberadaan infrastruktur digital, Sarwoto sangat prihatin dengan sejumlah tantangan di antaranya proses hukum yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi Stasiun Transmisi Base Generasi 4 (BTS-4G). “Pemeriksaan yang dilakukan (terhadap orang) jangan sampai menghambat program pembangunan infrastruktur digital,” kata Sarwoto.
Kejaksaan Agung akhir-akhir ini cukup intensif mengusut kasus BTS 4G. Pemeriksaan dilakukan terhadap berbagai pihak yang dianggap mengetahui kasus tersebut. Pada Selasa (14/2), Kejaksaan Agung memeriksa Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate sebagai saksi dalam kasus tersebut.