memuat…
Tesla Model Y dipasarkan dengan harga yang sangat wajar di Malaysia dibandingkan di Indonesia. Foto: Tren Motor
MALAYSIA – Tesla resmi masuk Malaysia. Berbeda dengan Indonesia yang hanya melalui importir umum seperti Prestige Motors. Karena resmi masuk, di negara tetangga harga Tesla juga sangat murah. Padahal hanya setara dengan Toyota Fortuner atau Rp 600 jutaan. Jika harga Tesla semurah itu, tentu banyak konsumen Indonesia yang tertarik untuk membelinya.
Ini juga membangkitkan rasa ingin tahu. Bagaimana Tesla resmi masuk ke Malaysia (bukan Indonesia), dan kenapa harganya “terjangkau”?
1. Kesepakatan dengan Pemerintah Malaysia
Tesla resmi memasarkan mobil listriknya di Malaysia setelah tercapai kesepakatan dengan pemerintah setempat. Saat ini, Tesla merupakan salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia yang melihat pasar otomotif di Asia Tenggara semakin besar, sehingga mereka memutuskan untuk berinvestasi di Malaysia.
Setelah mencapai mufakat, langkah pertama adalah memasarkan produknya secara resmi di Malaysia. Artinya mobil listrik Tesla akan disuplai langsung oleh APM (Agen Pemegang Merek) bukan importir umum.
2. Harga Tesla di Malaysia dibandingkan di Indonesia
Di Malaysia, harga Tesla sangat masuk akal. Tesla Model Y Standard Range RWD dibanderol 199 ribu ringgit atau setara Rp 656 juta, Tesla Model Y Long Range AWD dibanderol 246 ribu ringgit atau sekitar Rp 811 juta, dan Tesla Model Y Performance AWD dijual dengan harga 288 ribu ringgit atau sekitar Rp 950 jutaan.
Bandingkan dengan harga jual Tesla Model Y di Indonesia melalui importir umum Prestige Motocars Images yang harganya Rp 1,8 miliar.
3. Insentif pajak yang besar
Tesla Model Y dijual lebih murah di Malaysia karena pemerintah memberikan insentif pajak yang sangat besar. Meski mobil listrik masih sepenuhnya didatangkan dari luar negeri. Di Indonesia sendiri, mobil listrik yang mendapat insentif potongan PPN dari 11 persen menjadi 1 persen hanya untuk pabrikan yang sudah merakit di dalam negeri. Skor TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) juga minimal 40 persen.
Menurut Paultan, mobil listrik berstatus CBU atau impor penuh dari luar negeri bebas pajak hingga akhir tahun 2025. Sedangkan mobil listrik berstatus CKD atau rakitan lokal bebas pajak hingga 31 Desember 2027.
Bahkan, pemerintah Malaysia sedang menyusun rencana untuk membuat pajak tahunan mobil listrik lebih murah daripada kendaraan konvensional. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah Malaysia untuk menarik masyarakat beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Tesla juga berencana membangun pabrik mobil listrik dan pabrik baterai. Mereka berkomitmen untuk membangun SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) yang mengisi daya secara cepat dengan kapasitas 250kW.
(Dan)