liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Mengerikan! Penampakan Mata Sahara di Dataran Tinggi Adrar Mauritania

Mengerikan! Penampakan Mata Sahara di Dataran Tinggi Adrar Mauritania

memuat…

Ilustrasi mata Sahara. Foto: Istimewa

JAKARTA – Mata Sahara, juga dikenal sebagai Mata Afrika, terletak di dataran tinggi Adrar, Gurun Sahara, Republik Islam Mauritania. Mata Sahara terdiri dari kubah elips dari batuan sedimen yang terkikis.

Dilansir dari Heritage Daily, Mata Sahara berasal dari zaman Proterozoikum atau 2.500 hingga 538,8 juta tahun lalu dan Ordovisium, dari 488,3 hingga 443,7 juta tahun lalu.

“Kubah itu berdiameter 40 kilometer dengan interior tersusun dari batuan beku ekstrusif, antara lain batuan vulkanik riolitik, gabro, karbonat, dan kimberlit,” tulis laman tersebut, dikutip Rabu (24/5/2023).

Batuan gabroik yang ada membentuk dua tanggul cincin konsentris, dengan tanggul lingkar dalam selebar 20 meter, dan terletak 3 kilometer dari pusat struktur.

Sedangkan lebar pelataran luar sekitar 50 meter dan terletak 7 sampai 8 kilometer dari pusat. Proses yang membentuk struktur Mata Sahara adalah tumbukan meteorik atau intrusi magmatik yang dalam.

“Penelitian arkeologi telah mengungkap bukti adanya aktivitas manusia di Mata Sahara. Hal ini terlihat dari banyaknya deposit artefak pra-Acheulian dan Acheulian, serta kapak berbentuk oval, dan buah pir,” jelasnya.

Alat-alat Acheulean diproduksi selama era Paleolitik bawah di seluruh Afrika dan sebagian besar Asia Barat, Asia Selatan, Asia Timur, dan Eropa, dan pertama kali dikembangkan sekitar 1,76 juta tahun yang lalu dari teknologi Oldowan.

“Studi oleh para arkeolog telah menemukan situs Acheulean yang terletak di sepanjang wadi yang menempati depresi annular terluar dari struktur tersebut, di mana singkapan kuarsit untuk bahan mentahnya,” katanya.

(san)