liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI

Misteri Air Terjun Darah di Antartika Terungkap, Bukan Berasal dari Mineral

Misteri Air Terjun Darah di Antartika Terungkap, Bukan Berasal dari Mineral

memuat…

Misteri air terjun berwarna merah darah yang mengalir dari Gletser Taylor di lanskap es Antartika mulai terurai. Foto/Atlas Baru

WASHINGTON – Misteri air terjun Berwarna merah darah mengalir dari Gletser Taylor melintasi lanskap es Antartika mulai terungkap. Sekelompok ilmuwan mengklaim telah memecahkan misteri lama di balik perairan merah Blood Falls Antartika.

Pemandangan aneh dan menakutkan ini pertama kali ditemukan pada tahun 1911 oleh ahli geologi Thomas Griffith Taylor. Ia mengatakan, warna merah tersebut disebabkan oleh ganggang merah.

Hanya setengah abad kemudian warna merah tua diidentifikasi disebabkan oleh garam besi. Yang paling menarik, air yang mengalir awalnya jernih namun berubah menjadi merah setelah keluar dari es. Ini karena besi teroksidasi saat terkena udara.

Studi terbaru mengungkapkan fakta bahwa besi muncul dalam bentuk yang tidak terduga. Ternyata secara teknis zar besi ini bukanlah mineral, melainkan nanosfer yang 100 kali lebih kecil dari sel darah merah manusia.

“Segera setelah saya melihat gambar mikroskop, saya melihat bahwa ada nanosfer kecil ini dan kaya akan zat besi. Mereka memiliki banyak unsur berbeda di dalamnya selain besi, ada silikon, kalsium, aluminium, natrium, dan semuanya berbeda,” kata Ken Livi, peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknik Material, Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat. , dikutip dari situs NewAtlas, Selasa (27/27/2011).6/2023).

Penemuan ini memiliki implikasi di luar Antartika dan juga di luar Bumi. Beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan dapat melacak air kembali ke sumbernya di danau subglasial yang sangat asin.

Danau di bawah tekanan tinggi, tanpa cahaya atau oksigen, dan ekosistem mikroba yang tetap terisolasi selama jutaan tahun. Ini menandakan bahwa ada kehidupan dalam kondisi tidak bersahabat di bawah lapisan tanah.

“Untuk benar-benar memahami sifat permukaan planet berbatu, diperlukan mikroskop elektron transmisi,” tambah Livi.

(jaring)