liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

NASA Berencana Bangun Stasiun Luar Angkasa Seluas Washington DC di Bulan

NASA Berencana Bangun Stasiun Luar Angkasa Seluas Washington DC di Bulan

memuat…

NASA berencana membangun stasiun luar angkasa seukuran Washington DC di bulan dalam waktu dekat. FOTO / NASA

NEW YORK NASA berencana membangun stasiun pengamatan luar angkasa di Bulan. Tanpa diragukan lagi, itu akan menjadi ukuran Washington DC.

Seperti dilansir Live Science, Senin (1/5/2023), stasiun pengamatan tersebut akan didampingi oleh berbagai macam antena. Selain itu, teleskop seluas 77 mil persegi juga akan dibangun yang mengular di atas permukaan bulan.

Teleskop radio, yang disebut Observatorium FarView, akan memungkinkan para astronom melampaui batasan saat ini.

Mereka dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh instrumen lain dalam apa yang disebut “Abad Kegelapan” di alam semesta.

“Saya secara pribadi telah mengatur teleskop radio di bulan selama 40 tahun sekarang,” kata Jack Burns, seorang profesor di Departemen Ilmu Astrofisika dan Planet di CU Boulder yang merupakan anggota proyek FarView.

“Itu akan menyelidiki bagian alam semesta yang belum bisa kita lihat sebelumnya,” lanjutnya.

Sebagai informasi, teleskop radio sebenarnya memiliki banyak kesamaan dengan antena radio pada mobil.

Teleskop tersebut akan dilengkapi dengan piringan raksasa yang mampu menangkap gelombang radio yang memancar melalui kosmos dari bintang yang meledak, membentuk bintang, lubang hitam, dan sebagainya.

Teleskop radio harus berukuran besar, karena gelombang radio dari alam semesta yang dalam merupakan sumber energi yang sangat lemah. Dan harus berada di belantara Bumi untuk menghindari gangguan sinyal lainnya.

“Ini adalah sinyal yang sangat lemah. Jumlah energi yang terakumulasi dalam sejarah astronomi radio kurang dari energi yang dibutuhkan untuk melelehkan kepingan salju,” kata Yvette Cenddes, astronom dan postdoctoral fellow di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

“Emisi radio acak dari peradaban kita yang bising juga dapat mengganggu astronomi radio, menenggelamkan sinyal terlemah. Ini akan menyelidiki bagian alam semesta yang belum tersentuh,” jelasnya.

Belum diketahui kapan NASA memulai proyek besar ini. Sejauh ini, ini masih menjadi rencana NASA dalam waktu dekat.

(wbs)