memuat…
Pemerintah terus mendorong hilirisasi komoditas berbasis mineral. FOTO/Reuters
JAKARTA – Pemerintah terus mendesak hilir komoditas berbasis mineral. Pembangunan fasilitas dan pemurnian (smelter) bauksit menjadi produk akhir aluminium ditargetkan meningkatkan pendapatan nasional sebesar Rp 21 triliun menjadi Rp 62 triliun.
“Pemerintah juga terus mendorong hilirisasi nikel terbesar agar ekspor bahan baku terus menurun dan hilir terus meningkat,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya pada Webinar Economic and Business Outlook 2023, dikutip Sabtu (4/4). /2/2023).
Baca Juga: 7 Proyek Smelter Target Selesai 2022
Sebagai salah satu negara di dunia dengan potensi sumber daya alam yang tinggi, pemerintah juga bertekad untuk menjadi Pemain Utama Global dalam industri hilir berbasis komoditas. Pemerintah memfokuskan industri hilir komoditas menjadi 3 kelompok, yaitu industri berbasis agro seperti industri oleokimia, industri berbasis bahan tambang mineral seperti industri mineral dan peleburan logam, serta industri berbasis minyak dan gas serta batubara seperti proyek batubara menjadi metanol.
Timah hilir juga diharapkan dapat menghasilkan logam tanah jarang yang merupakan komponen penting dari teknologi modern saat ini. Untuk sektor nikel, setelah tahap hilirisasi awal berhasil dengan tumbuhnya pyrometallurgical smelting yang menghasilkan ferronickel dan stainless steel, kini tahap kedua dilakukan dengan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik.
“Bisnis hilir pasti akan terus didorong untuk memberi nilai tambah bagi industri. Pemerintah juga memberikan beberapa hal seperti menyediakan infrastruktur industri, menciptakan iklim usaha industri yang kondusif, mengeluarkan insentif fiskal, tentunya juga mendorong sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan teknologi,” pungkas Airlangga.
Dia mengatakan, program hilirisasi itu untuk meningkatkan perekonomian. Di sisi lain, keyakinan untuk menghindari resesi dan mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat akan pulih dengan melihat perkembangan terkini kondisi ekonomi global.
Baca Juga: Disinggung Isu Hilir ke WTO, Ini Pesan Jokowi: Harus Berani, Jangan Mundur!
Sejumlah indikator ekonomi global diperkirakan tidak akan semakin menekan pertumbuhan ekonomi global, dan IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 menjadi 2,9% dari sebelumnya 2,7%.
Melihat hal tersebut, pemerintah tetap berharap dan memberikan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Beberapa sektor akan diperkuat dan diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023, salah satunya adalah sektor industri.
Merujuk data BPS, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB dan pada triwulan III 2022 mencapai 16,1%. Indeks Keyakinan Industri Kementerian Perindustrian sebesar 51,54 sedangkan PMI yang dikeluarkan Januari 2023 sebesar 51,3.
(TIDAK)