memuat…
Presiden Jokowi mengingatkan Indonesia siap digugat China setelah memutuskan menghentikan ekspor bijih bauksit. Foto/Dok
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) staf dan pengusahanya mengenai kemungkinan Indonesia digugat Cina setelah memutuskan untuk berhenti mengekspor bijih bauksit . Larangan ekspor bijih bauksit akan berlaku mulai Juni 2023.
Sebelumnya, sejak 1 Januari 2020, pemerintah menerapkan kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel. Tindakan ini memicu gugatan oleh Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Kami akan berhenti lagi di bulan Juni, berhenti. Wajar jika 90% ekspor bahan baku bauksit kita ke China. Saya tidak tahu apakah dia orang Cina / Cina) atau tidak. Jika digugat, berarti Uni Eropa menggugat nikel, dan China menggugat bauksit. Karena ekspor bahan baku kita 90% ke sana,” kata Presiden saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemenang Pemilu Partai Amanat Nasional (PAN) di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2/2023). .
Baca juga: Ekspor Bijih Bauksit Dilarang pada 2023, Jokowi Proyeksi Pendapatan Rp 70 Triliun
Kepala Negara juga meminta agar tidak takut dengan tindakan hukum dari negara lain terkait pelarangan ekspor barang mentah. Pasalnya, dengan mengurangi ekspor bahan mentah tersebut sekaligus meningkatkan industri hilir berbasis sumber daya alam di negeri ini.
“Kami telah digugat oleh Uni Eropa, digugat di WTO dan tahun lalu kami kalah dalam gugatan itu. Jika kalah, jangan mundur, Jika kalah, maka ragu dan kembali, mengekspor bahan mentah. Sampai kapan negara ini tidak akan menjadi negara maju,” ujarnya.
Baca juga: RI Digugat Eropa karena Nikel dan Kalah di WTO, Jokowi: Nanti Ada Putaran Kedua
Jokowi juga menekankan kepada para menterinya untuk tidak takut dan membela diri meski kalah di pengadilan internasional.
“Ini selalu saya ulangi ke Pak Menteri, ya kita kalah tapi maju terus. Apa upayanya? ya banding Saya tidak tahu apakah saya akan mengajukan banding lagi, jika saya kalah, apakah akan ada banding lagi? Kalau diberi kesempatan, silakan banding lagi,” kata mantan Gubernur DKI itu. “Tapi apa, dampaknya. Ketika kami memohon untuk tidak digugat, permohonan industrial kami siap,” kata Presiden asal Solo itu.
(eng)