Memuat…
Menteri BUMN Erick Thohir. GAMBAR/ANTARA
JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi sebagai basis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan kaum muda sebagai mayoritas penduduk negara, Erick melihat ini sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk terus berkembang dan sejajar dengan negara maju lainnya.
“Senang berada di sini. Ini akan di Indonesia. Percayalah pada Indonesia. Pertumbuhan kita akan berlanjut di angka lima persen hingga 2045,” ujar Erick saat menerima penghargaan sebagai Menteri Terbaik 2022, di Jakarta, Senin (12/12). /2022 ) malam.
Baca Juga: Kerja Nyata Jadi Pendorong Dukungan Masyarakat Erick Thohir Maju Sebagai Cawapres 2024
Tak hanya itu, lanjut Erick, Indonesia juga akan menjadi salah satu negara yang memiliki bonus demografi berupa lapisan besar kaum muda usia produktif dan akan menjadi kelas menengah terbesar di dunia pada tahun 2030. Indikator ini adalah gambaran konkrit potensi ekonomi Indonesia yang besar ke depan .
“Tahun 2030 jangan jauh-jauh, kelas menengah kita 145 juta, lalu naik menjadi 180 juta dan naik lagi menjadi 220-an. Tidak banyak negara di dunia yang memiliki kelas menengah sebesar ini, hanya ada beberapa saja,” kata Erick.
Dalam beberapa kesempatan saat menghadiri acara berskala internasional, baik di panggung Forbes maupun KTT G20 di Bali, Erick kerap mendapat pertanyaan dari negara lain soal keyakinannya terhadap tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Erick mengaku sangat optimis dengan potensi ekonomi Indonesia.
Keyakinan tersebut didasarkan pada beberapa sektor yang akan menjadi basis perekonomian Indonesia ke depan, mulai dari sektor sumber daya alam (SDA), pangan, industri kreatif dan pariwisata, hingga ekonomi digital.
“Jadi ketika di G20, banyak pemimpin negara dan beberapa media asing saat itu bertanya kepada saya yang begitu yakin dengan angka 5% dan pertumbuhan kelas menengah yang terjangkau. Saya bilang percaya diri karena Indonesia punya sumber daya alam dan pasar yang besar,” ujar pria berdarah Lampung-Majalengka itu.
Erick mengatakan pemerintah saat ini serius mendorong hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam. Dengan ini, kata Erick, Indonesia bisa maju menjadi pemain global, bukan hanya menjadi penonton yang hanya mengirimkan bahan baku sumber daya alam untuk pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja ke negara lain.
“Ini sudah dibuktikan bagaimana sebelumnya nikel yang hanya bernilai USD 1 miliar, kini menjadi USD 27 miliar. Ini baru nikel. Pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit,” lanjutnya.