liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI

Tak Main-main! Ini Dampak Mengerikan akibat Tingginya Biaya Logistik di Indonesia

Tak Main-main! Ini Dampak Mengerikan akibat Tingginya Biaya Logistik di Indonesia

memuat…

Biaya logistik yang tinggi bisa berakibat fatal bagi perekonomian negara. Foto/Dok

JAKARTA – Indonesia merupakan salah satu negara dengan biaya logistik tertinggi di kawasan ASEAN. Situasi ini tentu berdampak pada perekonomian Indonesia.

“Pertama, menurunkan daya saing khususnya di sektor industri manufaktur. Pangsa industri manufaktur di Indonesia terus menurun, bahkan data terakhir di bawah 19% dari PDB. Relokasi pabrik juga meluas dari Indonesia ke negara lain seperti Vietnam dan Thailand karena pertimbangan biaya logistik,” kata Bhima. kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Minggu (11/6/2023).

Dampak kedua, lanjut dia, investasi menjadi tidak efisien yang ditunjukkan dengan tingginya incremental capital output ratio (ICOR) di kisaran 6,2%-6,5%. Dengan ICOR yang lebih tinggi, investor harus membayar biaya yang lebih tinggi dengan output yang sama.

“Ketiga, Indonesia sulit keluar dari jebakan kelas menengah karena biaya operasional bisnis atau pabrik mahal sehingga lapangan kerja terbatas dan sulit meningkatkan pendapatan per kapita,” katanya.

Karena itu, Bhima menyarankan beberapa langkah yang harus diambil pemerintah untuk menekan tingginya biaya logistik. Langkah pertama adalah mendorong integrasi infrastruktur antara kawasan industri, pelabuhan, dan transportasi logistik.

Selanjutnya, mendorong pengembangan moda transportasi logistik yang efisien, bukan dengan mengembangkan transportasi yang tidak dikaitkan dengan penurunan biaya logistik, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau IKN.

Kemudian, langkah ketiga yang perlu dilakukan pemerintah adalah memberikan subsidi tarif tol untuk angkutan logistik besar agar utilitas atau penggunaan jalan tol untuk mendukung penurunan biaya logistik dapat tercapai.

“Akhirnya standarisasi pelayanan kepelabuhanan dan kepabeanan. Khusus pelabuhan, diharapkan pekerjaan pasca holding Pelindo dapat terus meningkatkan pengelolaan pelabuhan,” pungkas Bhima.

(mendesah)