liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168

Tiga Bank AS Tutup Dinilai Tidak Berdampak ke Indonesia

Tiga Bank AS Tutup Dinilai Tidak Berdampak ke Indonesia

memuat…

Penutupan tiga bank di AS adalah kebangkrutan terbesar industri keuangan sejak krisis besar 2007-2008. FOTO/Reuters

JAKARTATiga bank yang telah lama dikenal sebagai pendukung kuat industri uang digital sekaligus pemberi pinjaman utama bagi perusahaan start-up telah ditutup atau diambil alih oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) menyusul neraca keuangan yang memburuk dan tidak mampu memenuhi penarikan besar-besaran dari deposan. Banknya adalah Bank Lembah Silikon Silvergate Bank dan Bank Tanda Tangan.

“Ini peristiwa kepailitan terbesar bagi industri keuangan sejak krisis besar 2007-2008,” kata praktisi hukum kepailitan dan restrukturisasi Hendra Setiawan Boen, di Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Dia mengatakan runtuhnya ketiga bank tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa risikonya akan menyebar ke sektor dan negara lain, sehingga membuat sistem keuangan global tidak stabil. Apalagi, kolapsnya Silicon Valley Bank berdampak pada startup, apalagi jika perusahaan modal ventura yang menyokong startup tersebut secara finansial telah mendepositokan dananya di bank.

Namun, Hendra yakin penutupan ketiga bank tersebut tidak akan berdampak banyak pada sektor keuangan di Indonesia dan tidak akan mengulang krisis ekonomi 2007-2008. Pasalnya, pemerintah AS telah bertindak cepat mengantisipasi dan memastikan semua deposan bisa mendapatkan uangnya kembali akibat krisis subprime mortgage 2007 lalu.

“Sejak krisis, pemerintah AS telah menghemat lebih dari USD 100 miliar sebagai jaring pengaman jika terjadi kejadian seperti ini,” jelas Hendra.

Hendra menambahkan, kejadian ini hanya berdampak besar bagi negara-negara yang memiliki cabang ketiga bank tersebut. Meskipun demikian, pemerintah negara-negara tersebut segera bekerja untuk mengurangi risiko tersebut.

“Inggris, misalnya, lolos dari krisis karena bank HSBC bersedia membeli Silicon Valley Bank cabang Inggris dengan harga 1 pound dan jaminan tabungan deposan. Selain itu, perusahaan start-up yang menerima pendanaan dari ketiga cabang tersebut akan menghadapi kesulitan seperti di China. Namun, setahu saya, tiga bank perusahaan pailit itu tidak memiliki cabang di Indonesia,” ujarnya.

Ia mengatakan, ketika ada startup atau perusahaan kripto Indonesia yang menyetor atau menerima dana dari ketiga bank tersebut, kesulitan keuangan yang dilokalkan pada perusahaan-perusahaan tersebut terlalu kecil untuk berdampak sistemik pada keuangan Indonesia.

Hendra percaya bahwa perbankan Indonesia memiliki kecukupan modal yang tinggi sehingga mampu menahan volatilitas dan likuiditas keuangan global.

“Yang paling penting, secara fundamental, Indonesia sekarang jauh lebih kuat dari yang siap dibandingkan saat krisis moneter 1997 dan krisis subprime mortgage 2007. Perangkat dan regulasi kelembagaan juga menjadi lebih kaku yang memungkinkan Indonesia bertahan dari krisis keuangan,” pungkas Hendra .

(TIDAK)