memuat…
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir (kedua kiri) didampingi jajaran direksi usai RUPST di Jakarta, Kamis (11/5/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom
JAKARTA – Akun Instagram resmi PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terkena serangan cyber besar-besaran hingga akhirnya tidak bisa diakses dan hilang. Hal itu terjadi usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) digelar di Jakarta pada Kamis (11/5) pekan lalu.
Sebelumnya, pelaksanaan RUPST perusahaan tambang batu bara milik Garibaldi Thohir itu tentu penuh dengan kemeriahan. Saat itu, dua pemegang saham yang mengkampanyekan energi Greenpeace Indonesia melakukan aksi protes dengan membentangkan spanduk protes pembangunan PLTU baru di Kalimantan Utara.
Usai kejadian tersebut, akun Instagram resmi Adaro menghilang sejak Sabtu (13/5/2023). Sampai dengan penulisan naskah ini, akun Instagram resmi @adaroenergy belum pulih.
Terkait hal itu, Head of Corporate Communications ADRO, Febriati Nadira menjelaskan, pada RUPST yang berlangsung pekan lalu terjadi insiden penyebaran spanduk dan teriakan saat pemungutan suara agenda rapat yang dilakukan oleh dua pemegang saham dengan jumlah minimal, sehingga itu mengganggu pertemuan. .
“Adaro menghormati kebebasan setiap orang untuk mengeluarkan pendapatnya namun sangat disayangkan pihak-pihak tersebut menyampaikan pendapatnya tidak sesuai dengan aturan yang telah disampaikan dan juga tidak ada kaitannya dengan agenda rapat tersebut,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, dikutip Kamis (18/5/2023 ).
Di hari yang sama dengan RUPST, lanjut Ira, akun media sosial Instagram @adaroenergy mengalami serangan siber secara masif dan sistematis yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Nah, sejak 13 Mei 2023, akun Instagram @adaroenergy sudah tidak bisa diakses.
“Saat ini kami masih berkoordinasi dengan pihak yang berwenang, agar saluran resmi perusahaan dapat diakses kembali sekaligus mengambil langkah lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Sebagai informasi, Adaro akan membangun PLTU di Kalimantan Utara untuk menjalankan proyek peleburan aluminium. Sedangkan smelter dengan kapasitas awal 500.000 ton per tahun ditargetkan beroperasi secara komersial atau commercial operation date (COD) pada kuartal II 2025.
(eng)